Jumat, 06 September 2013

TIDUR MENDENGKUR (NGOROK) LEBIH BERBAHAYA DARI PEROKOK




Orang yang tidur mendengkur tampak seperti terlelap dengan nyenyak. Namun Dr Huang Chun Hao menemukan, mereka yang tidur mendengkur mempunyai risiko lebih besar untuk mengalami penebalan arteri karotis dibanding perokok, penderita obesitas, dan bahkan dibanding orang-orang yang memiliki kadar kolestrol tinggi.
“Pendengkur lebih berbahaya dibanding perokok,” kata Huang Chun. Penebalan arteri karotis dapat mengakibatkan pembuluh darah menebal sehingga fungsinya dalam menyuplai darah ke daerah leher dan kepala, termasuk otak, terhambat.
Huang menyatakan mendengkur menjadi tanda berhentinya nafas saat tidur atau sleep apnea. Hal itu terjadi karena penyempitan saluran pernafasan, sehingga walau dada naik turun berusaha bernafas, tak ada udara yang dapat mengalir. Akibatnya oksigen akan turun sepanjang malam. Para ahli sudah menyatakan bahwa sleep apnea merupakan penyebab utama hipertensi, penyakit jantung, diabetes, impotensi hinggastroke.
Huang Chun menyarankan agar paradigma tentang ngorok diubah. Mendengkur selama ini dianggap sebagai suara yang menganggu bahkan dalam pergaulan ngorok selalu menjadi lelucon dan tidak membahayakan. “Jika anda menemukan rekan atau kerabat yang mendengkur, peringatkan. Dengan begitu anda telah menyelamatkan nyawanya,”kata Huang Chun.

Penelitian
Penelitian ini menunjukkan bahwa jauh sebelum menjadi sleep apnea, suara dengkuran saja sudah merupakan tanda bahaya yang tak boleh diabaikan. Para peneliti mengamati data 913 pasien yang telah diperiksa di klinik gangguan tidur antara Desember 2006 hingga Januari 2012. Setelah diperiksa, dikumpulkan pasien yang mendengkur tapi tidak menderita sleep apnea.
Secara keseluruhan, ada 54 orang pasien mendengkur yang dilakukan pengukuran ketebalan dinding arteri karotis dengan menggunakan ultrasound (USG). Ketebalan arteri karotis dapat digunakan untuk melihat perkembangan penyakit aterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). Penebalan dinding arteri karotis merupakan tanda dari penyakit arteri karotis.
Hasilnya, pasien yang mendengkur memiliki arteri karotis yang lebih tebal dibanding yang tidak mendengkur. Para peneliti menduga getaran akibat ngoroklah yang menyebabkan trauma pada pembuluh darah hingga sebabkan peradangan dan pada akhirnya akibatkan penebalan pembuluh darah.
Penelitian ini juga mengungkapkan, secara statistik tak terdapat perbedaan yang bermakna pada penebalan arteri karotis pada pasien dengan atau tanpa risiko-risiko penyakit jantung-pembuluh darah yang selama ini kita kenal. Faktor-faktor risiko itu antara lain adalah merokok, diabetes, tekanan darah tinggi atau kadar kolesterol yang tinggi.

Perawatan
Tahap pertama perawatan mendengkur adalah dengan mengenali adanya masalah. Keluarga dan kerabat harus meyakinkan penderita kalau ia mendengkur. Ya, pendengkur hanya tahu dirinya ngorok jika diberi tahu oleh orang lain.
Untuk perawatan medis, dimulai dengan pemeriksaan tidur untuk menegakkan diagnosa. Pemeriksaan di laboratorium tidur tak ubahnya pemeriksaan fungsi jantung atau pernafasan saja, bedanya ia dilakukan saat tidur. Kenapa saat tidur? Karena gangguan nafasnya hanya terjadi pada saat tidur.
Setelah diagnosa ditemukan baru dokter akan menentukan perawatan yang sesuai untuk kondisi setiap pendengkur. Biasanya menggunakan CPAP, operasi atau oral appliances.
CPAP singkatan dari continuous positive airway pressure, berupa sebuah alat yang dihubungkan ke hidung lewat masker. Perawatannya amat nyaman karena memberikan kualitas tidur yang maksimal.
Dua penelitian berbeda di Australia dan Eropa tahun 2003 menunjukkan bahwa setelah mendengkur dirawat dengan CPAP, risiko pasien menderita penyakit jantung koroner turun hingga 37 persen, sementara risiko stroke turun 56 persen. Sementara penelitian tahun 2004 dan 2005 menunjukkan bagaimana penggunaan CPAP pada pendengkur dengan diabetes membantu tingkatkan sensitivitas insulin serta kontrol gula darahnya. 
SEMOGA INFOERMASI INI DAPAT BERMANFAAT BAGI ANDA