kucing kerap selamat meski jatuh dari tempat tinggi. Apa
rahasianya.......?
Salah satu bukti '9 nyawa' kucing terbukti lewat
sebuah penelitian yang dilakukan tahun 1987 silam terhadap kucing di kota New
York. Terkuak bila sekitar 90 persen kucing yang jatuh dari bangunan tinggi
seperti apartemen berhasil selamat. Bahkan, hanya 37 persen di antaranya yang
membutuhkan bantuan medis.
Akhirnya setelah serangkaian penelitian lebih
lanjut hingga abad 21, ilmuwan menemukan ada setidaknya 4 alasan mengapa kucing
bisa selamat dari ketinggian. Dan perlu diingat, tidak ada unsur gaib di
dalamnya
Menurut ilmuwan di BBC, alasan pertama adalah
kucing mempunyai tubuh yang lebar dengan bobot yang relatif ringan. Oleh karena
itu, kucing dapat jatuh dengan kecepatan yang lebih rendah jika dibandingkan
dengan manusia di ketinggian yang sama.
Seekor kucing dengan kaki yang dibentangkan
rata-rata jatuh dengan kecepatan 97 kilometer per jam. Bandingkan dengan
manusia yang bisa jatuh hingga kecepatan 193 kilometer per jam. Nah, semakin
cepat kecepatan jatuh, maka semakin besar pula cedera yang bakal diterima.
Tubuh kucing ternyata terbukti telah mengalami
evolusi, terutama untuk beradaptasi saat mencari mangsa dan hidup di pepohonan.
Sehingga, tidak aneh bila setelah jutaan tahun
kaki kucing mampu menahan bobot tubuh dengan baik setelah jatuh dari ketinggian
atau meloncat menerkam mangsa.
"Mampu selamat setelah jatuh dari tempat
tinggi adalah hal yang penting bagi hewan yang hidup di pohon, dan salah
satunya adalah kucing," ujar Dr. Socha, ahli biologi dari Universitas
Teknologi Virginia, Amerika.
Kucing ternyata mempunyai kemampuan unik saat
terjatuh dari tempat tinggi, yakni salto di udara. Ya, saat terjatuh, kucing
dapat berputar di udara dengan memutar ekor-nya sehingga dapat jatuh dengan
posisi terbaik (kaki di bawah).
Kemampuan unik ini ternyata juga didukung oleh
insting kucing yang bisa terus merasakan 'arah' atas walaupun tengah berada di
posisi terbaik di udara.
"Semua yang hidup di pohon mempunyai insting
yang disebut reflek 'aerial righting' yang berfungsi menempatkan tubuh secara
tepat saat mendarat dari tempat tinggi," kata Robert Dudley, ahli biologi
dari Universitas California.
Saat terjatuh dari tempat tinggi, kucing mampu
memposisikan kakinya sebagai sebuah parasut yang secara drastis dapat
mengurangi kecepatan jatuhnya.
Bahkan, kaki-kaki kucing yang lentur dan berotot
juga mempunyai fungsi layaknya pegas. Sehingga saat jatuh, seluruh energi kejut
yang diterimanya bisa diserap dengan sempurna.
"Kucing mempunyai kaki panjang yang menekuk
plus otot kuat. Otot tersebut mampu meredam energi kejut akibat jatuh sehingga
tidak membuat tulangnya patah," jelas Jim Usherwood dari Royal Veterinary
College.