Sluku-sluku bathok // Bathoke ela-elo // Si Rama menyang Solo //
Oleh-olehe payung mutho // Pak jenthit lolo lo bah // Wong mati ora obah // Yen
obah medeni bocah // Yen urip golekko dhuwit .
"Sluku-sluku bathok"
Kalimat ini mempunyai beberapa penafsiran, ada yang mengatakan kalau kalimat
ini berasal dari bahasa arab
"Ghuslu-ghuslu bathnaka", yang
artinya mandikanlah batinmu. Riwayat lain mengatakan dari kata
“Usluk fa
usluka bathnaka, bathnaka ila Allah” (masuk masuklah bathinmu , bathinmu
kepada Tuhan). Maksudnya, kita harus membersihkan batin dulu sebelum
membersihkan badan atau raga. Sebab lebih mudah membersihkan badan dibandingkan
membersihkan batin atau jiwa.
"Bathoke ela-elo"
Sluku-sluku bathoke tadi dengan cara bagaimana? Yaitu dengan cara
ela-elo. Yakni dengan cara
"Batinmu (melantunkan): laa ilaaha
illallaah", maksudnya, hati kita harus senantiasa berdzikir kepada
Allah, diwaktu senang apalagi susah, dikala menerima nikmat maupun musibah,
sebab setiap persitiwa yang dialami manusia, pasti mengandung hikmah. Oya,
bathok adalah tempurung kelapa, yang secara filosofi dan bentuknya seperti
kepala manusia
"Sirama menyang Solo"
Siram (mandilah, bersuci) menyang (menuju) Solo (Sholat).
Mandilah, bersucilah, kemudian kerjakanlah shalat. Maksudnya, sebelum
kita mengerjakan sholat ataupun ibadah yang lainnya, kita harus siram, mandi,
atau mensucikan diri dari hadas ataupun kotoran lahir-batin, karena Gusti Allah
itu Maha Suci, dan sangatlah tidak sopan kalau kita menemuiNya dalam kedaan
tidak bersih dan tidak suci. Riwayat lain menyebut Si Rama. Si Rama
menyang sala (bapak pergi ke sala), dari kata Sharimi Yasluka (petik dan
ambillah satu jalan masuk). Yang dimaksud adalah jalan kebahagiaan dan
keselamatan, melalui beragama secara benar, berIslam secara benar.
"Oleh-olehe payung mutho"
Menjaga sholat saja belum cukup, kita juga harus mengucap "oleh-olehe
payung mutho", yaitu mengucapkan
"laa ilaaha illallah hayyun
mauta". Maksudnya, kita harus senantiasa melanggengkan dzikir kepada
Allah mumpung masih hidup, bertaubat sebelum datangnya maut. Payung mutha
sendiri adalah payung jadul dari kertas semen yang sangat besar, biasanya untuk
mengiringi keranda jenazah.
"Mak jenthit lolo lobah"
Maka dari itu,
"fajaddid allaila lubbah", yaitu
perbaruilah (imanmu dengan ucapan laa ilaaha illallaah) pada malam ini, yaitu
pada tengah (malam)Nya. Jentit disini dimaknai gerakan Sujud. Mak jenthit juga
menunjukkan bahwa nyawa manusia itu singkat, gampang saja putus jika Allah
berkehendak.
"Wong mati ora obah"
Jasad yang sudah meninggal tidak dapat bergerak. Dari kata “hayun wal mauta
innalillah”. Saat kematian sudah datang, semua sudah terlambat. Kesempatan
beramal hilang. Banyak ingin minta dihidupkan tapi Allah tidak mengijinkan.
Jika mayat hidup lagi maka bentuknya menakutkan dan mudharatnya akan lebih
besar.
"Yen obah medeni bocah"
Kalau dia bergerak akan membuat takut anak-anak, dari kata “mahabbatan
mahrajuhu taubah”. artinya kecintaan yang menuju pada taubat.
"Yen urip golekko dhuwit"
Dari kata “yasrifu innal khalaqna insana min dhafiq”, artinya sesungguhnya
manusia diciptakan dari air yang memancar. Maka dari itu, kesempatan terbaik
untuk berkarya dan beramal adalah saat ini. Saat kita masih hidup. ingin kaya,
ingin membantu orang lain, ingin membahagiakan orang tua? sekaranglah saatnya.
Ketika uang dan harta benda masih bisa menyumbang bagi tegaknya agama Allah.
Sebelum terlambat, sebelum segala pintu kesempatan tertutup.